. .
. seorang manajer keuangan selalu dihadapkan pada berbagai pilihan investasi
yang paling menguntungkan bagi perusahaan . . .
10.2. ARTI PENTING CAPITAL BUDGETING:
Secara
umum, capital budgeting memiliki arti penting berupa:
1. Jangka waktu tertanamnya aset yang lama membuat perusahaan perlu memikirkan
sumber dana lain bagi kebutuhan yang lain.
2. Investasi dalam
aktiva tetap menyangkut dua hal:
a. BiIa investasi yang terlampau besar akibatnya
adalah banyak peralatan yang tidak beroperasi.
b. Bila investasi yang terlampau kecil sehingga
kekurangan peralatan akibatnya adalah perusahaan bekerja dengan harga pokok
yang terlalu tinggi sehingga mengurangi daya saing.
3. Pengeluaran dana untuk keperluan tersebut
biasanya meliputi jumlah yang besar yang tidak bisa diperoleh dalam jangka
waktu yang pendek atau sekaligus, sehingga perlu adanya ketelitian dalam
melakukan perhitungan.
4. Kesalahan dalam melakukan penghitungan berarti
berakibat panjang sehingga kerugian besar pasti terjadi.
10.3.
MACAM PENGANGGARAN MODAL
Penggolongan usul Investasi dapat diterapkan dalam:
a. Investasi Penggantian
b. Investasi Penambahan Kapasitas
c. Investasi Penambahan Jenis Produk baru
Termasuk dalam golongan investasi penambahan kapasitas
adalah: usul-usul penambahan jumlah mesin dan pembukaan pabrik baru.
Investasi penambahan kapasitas sering juga bersifat
sebagai investasi penggantian.
Dengan sendirinya tingkat ketidakpastian pada investasi
penambahan kapasitas lebih besar daripada investasi penggantian.
Berdasarkan ukuran yang ditetapkan perusahan dapat
dipilih usul-usul proyek mana yang dapat diterima dan mana yang ditolak dan
mana yang ditunda.
10.4. ALIRAN KAS (CASHFLOW)
Cara
penilaian unsur investasi di dasarkan pada aliran kas cashflow dan bukan
berdasarkan laba yang dilaporkan oleh Neraca dan Rugi Laba. Untuk menghasilkan
keuntungan tambahan, kita harus memiliki kas untuk ditanam kembali, padahal
keuntungan yang dilaporkan oleh neraca belum tentu berbentuk kas setiap usul
pengeluaran modal/capital expenditure.
Terdapat
dua jenis cash flow yaitu:
1.
Aliran kas keluar netto/net outflow of cash yang diperlukan untuk investasi
baru.
2.
Aliran kas masuk netto yaitu hasil dari investasi tersebut net cash proceeds.
Cash
flow adalah konsep penting dalam Capital Budgeting. Pendekatan akuntansi tidak dapat digunakan dalam membuat
keputusan untuk melakukan investasi dengan alasan:
1.
Menghitung pengaruh pajak
2. Menghitung earning per share dimasa yang akan datang
10.5. PENYUSUTAN (DEPRESIASI)
Depresiasi
adalah alat akuntansi yang akan memotong harga sebenarnya dari peralatan untuk
jangka waktu tertentu sepanjang umur dari hidup peralatan. Muncul sebagai
biaya-biaya dan tidak masuk dalam kas dalam neraca perusahaan. Ketika biaya
memotong income sebelum pajak. Depresiasi dapat meningkatkan cash flow
dari
perusahaan.
Contoh 1:
:PT.
KEMANG JAYA berniat membeli mesin baru untuk mengganti mesin lama yang sudah
tidak efisien, harga mesin baru adalah Rp. 60.000,- untuk penggunaan tiga
tahun. Harga mesin lama apabila dijual adalah Rp. 15.000,- dengan sisa waktu
penggunaan tiga tahun lagi. Penghematan biaya yang terjadi adalah Rp. 27.500,-
sebelum pajak, pajak 40%.
Dasar Akuntansi
|
Dasar Cashflow
|
|
Penqhematan biaya
|
27.500
|
27.500
|
Depresiasi
|
||
Mesin Baru
|
20.000
|
|
Mesin Lama
|
(5.000)
|
|
15.000
|
||
Keuntungan Kena Pajak
|
12.000
|
|
Pajak (40% X 12.500)
|
(5.000)
|
|
Keuntungan Setelah Pajak
|
7.500
|
|
Cash Flow Proceed
|
22.500
|
Maka
nilai dari Net Cashflow PT.KEMANG JAYA dapat dihitung dengan rumus berikut:
Net
Cashflow = Keuntungan Setelah Pajak + Depresiasi
Net
Cashflow = $.7.500 + $.15.000 = $ 22.500
Kesimpulan:
Nilai Net Cashflow PT. KEMANG JAYA adalah $ 22.500
10.6. POLA CASH FLOW
Pola
cash flow dan PT. KEMANG JAYA adalah sebagai berikut:
0
|
1
|
2
|
3
|
|
Cash
Outlay
|
$.45.000*
|
|||
Proceed
|
$.
22.500
|
$.
22.500
|
$.
22.500
|
Apakah investasi tersebut diterima atau ditolak,
digunakan metode lain yang akan menerima investasi tersebut.
Capital
Budgeting (LANJUTAN)
Ada empat metode penilaian usul-usul investasi yaitu:
1)
Payback Period
2)
Net Present Value
3)
Profitability Index
4)
Internal Rate of Return
11.1. PAYBACK PERIOD
Payback
period adalah periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran
investasi yang menggunakan aliran cash netto/proceed. Waktu yang diperlukan
agar dana yang ditanam pada suatu investasi dapat diperoleh kembali seluruhnya.
Rumus
yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
Outlay x 1 tahun
Payback Period =
Proceed
Dimana:
Outlay
= Jumlah uang yang
dikeluarkan atau investasi
Proceed = Jumlah uang yang ditenima
Contoh 2 :
PD. Semakin
Jaya melakukan investasi sebesar $.45.000, jumlah proceed per tahun adalah $.
22.500,- maka Payback Periodnya adalah:
45.000
x 1 tahun
Payback Period = =
2 tahun
22.500
Sehingga
nilai Payback Period adalah dua tahun. Artinya dana yang tertanam dalam aktiva sebesar $. 45.000 akan dapat
diperoleh kembali dalam jangka waktu dua tahun.
Apabila investor dihadapkan pada dua pilihan investasi,
maka pilih payback period
yang paling kecil.
Contoh 3:
PT. Jaya Mandiri melakukan investasi sebesar $ 100.000
pada aktiva tetap, dengan proceed sebagai berikut:
Tahun
|
Proceed
|
1
|
$.50.000.-
|
2
|
$.40.000.-
|
3
|
$.30.000.-
|
4
|
$.20.000.-
|
Berapakah nilai Payback Period-nya?
Payback Periodnya adalah sebagai berikut:
Tahun
|
Proceed
|
Investasi
|
Sisa
|
0
|
(100.000)
|
||
1
|
50.000
|
(100.000)
|
|
2
|
40.000
|
(50.000)
|
|
3
|
30.000
|
(10.000)
|
|
4
|
20.000
|
Langkah 1:
Letakkan nilai investasi pada baris tahun pertama
Langkah 2:
Kurangkan nilai investasi tersebut dengan nilai cashflow
pada tahun tersebut. Misalnya nilai investasi tahun 1 adalah $.100.000
dikurangi dengan nilai cashflow tahun tersebut, yaitu $.50.000. Hasilnya
adalah $.50.000 diletakkan di tahun ke-2.
Langkah 3:
Lakukan
hal yang sama pada tahun berikutnya hingga nilai “investasi” tersebut tidak bisa
dikurangi dengan cashflow tahun tersebut.
Langkah 4:
Jumlah
tahun Payback Period-nya adalah senilai yang dapat dikurangi, sedangkan sisanya
digunakan untuk menghitung nilai bulannya. Misalnya nilai sisa adalah $10.000
dibagi dengan nilai cashflow pada tahun tersebut, yaitu $30.000, kemudian
hasilnya dikalikan dengan 12 bulan. Hasilnya adalah 4 bulan.
10.000
Payback Period = 2 tahun + x 12 bulan = 2 tahun 4 bulan
30.000
Langkah 4:
Buat
kesimpulan nilai payback period yang diperoleh.
11.1.1. Kelemahan Metode Payback Period
Metode penilaian investasi memiliki kelemahan yaitu:
1. Metode ini mengabaikan penerimaan investasi
(proceed) sesudah Payback Period, hanya mengukur kecepatan kembalinya dana.
2. Mengabaikan time Value Of Money.
11.2. NET PRESENT VALUE
Net Present Value
adalah selisih Present Value dari keseluruhan Proceed dengan Present Value dari
keseluruhan investasi.
·
Bila present value proceed lebih besar atau
sama dengan present value
investasi
maka usul investasi diterima.
·
Bila present value proceed lebih kecil
present value investasi maka usul
investasi
ditolak.
Rumus
yang dapat digunakan adalah:
NPV = - Io
Dimana:
CF =
Cashf low = Proceeds = jumlah uang yang diterima
i = Tingkat
Bunga
n = Periode
Waktu
lo = Nilai
lnvestasi awal ( tahun 0)
Contoh
5:
PD. Maju Jaya melakukan investasi sebesar Rp. 45.000,-
Proceed adalah selama tiga tahun adalah Rp. 22.500,-.Tingkat
suku bunga 10 maka Net Present Valuenya adalah:
Rp.22.500
Rp.22.500 Rp 22.500
Net Present Value = + +
(1+10%)1 (1+10%)2 (1+10%)3
20.454,5 + 18.595 + 16.904 = Rp 55.953,58 – Rp 45.000 =
Rp. 10.954,-
Usul diterima, karena PD. Maju Jaya memiliki nilai NPV
positif, yaitu Rp.10.954. Apabila nilai NPV PD. Maju Jaya negatif maka proyek
tersebut akan ditolak.
Contoh 6:
Bila PD. Maju Jaya memiliki nilai proyeksi penerimaan
yang jumlahnya tidak sama tiap tahunnya, maka akan tampak pada tabel di bawah ini:
Tahun
|
Df (10%)
|
Proceeds
|
PV dari Proceeds
|
(1)
|
(2)
|
(1) x (2)
|
|
1
|
0,909
|
Rp.60.000
|
Rp. 54.540
|
2
|
0,826
|
50.000
|
41.300
|
3
|
0,751
|
40.000
|
30.040
|
4
|
0,683
|
30.000
|
20.490
|
5
|
0,621
|
20.000
|
12.420
|
6
|
0,564
|
10.000
|
5.640
|
PV. Proceeds
|
164.430
|
||
PV.outlays
|
120.000
|
||
NPV
|
44.430
|
Nilai
NPV yang diperoleh oleh PD. Maju Jaya adalah Rp.44.430.
|
Bila dengan menggunakan rumus (10.2) di atas, maka
hasilnya sebagai berikut:
Rp.60.000
Rp.50.000 Rp.40.000 Rp. 10.000
Net Present Value = + + + ... +
(1+10%)1 (1+10%)2 (1+10%)3 (1+10%)6
= Rp.44.430,-
Nilai
NPV PD. Maju Jaya adalah sebesar Rp.44.430. nilal NPV ini positif, sehingga
investasi diterima.
11.3. PROFITABILITY INDEX (PI)
Merupakan
metode perhitungan kelayakan investasi yang membagi antara Present Value dari
Proceeds dengan Present Value dari Outlays. Bila hasilnya Iebih besar dari 1 maka investasi diterima.
Bila hasilnya kurang dari 1, maka investasi ditolak.
Rumus yang digunakan adalah:
PV Proceeds
Profitability Index =
PV Outlays
Dimana
:
PV =
Present Value
Outlay =
Jumlah uang yang dikeluarkan atau investasi
Proceeds = Jumlah uang yang diterima
Untuk
PD. Maju Jaya, nilai profitability indexnya adalah:
Rp. 164.430
Profitability Index = =1,37
Rp.
120.000
PD.
Maju Jaya memiliki nilai Profitability Index sebesar 1,37. Nilai tersebut lebih
besar dari 1 sehingga investasi dari PD. Maju Jaya dapat diterima.
Syarat
investasi Iayak adalah apabila nilai Profitability Index Iebih besar dari satu,
sedangkan bila kurang dari satu, maka investasi ditolak.
11.4. INTERNAL RATE OF
RETURN (IRR)
Internal Rate of Return
adalah tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari proceeds
sama dengan nilai sekarang dari outlay.
Rumus
yang dapat digunakan dalam IRR adalah:
P2 – P1
IRR = P1 – C1
x
C2 – C1
Dimana:
P1 = nilai persentasi (i) yang menghasilkan NPV positif
P2 = nilai persentasi (i) yang menghasilkan NPV negatif
C1 = NPV positif
C2 = NPV negative
Contoh 7:
Tuan
Yatna Supriyatna memiliki sebidang tanah yang akan dibangun sebuah usaha yaitu
Pabrik Susu. Adapun nilai investasi Tuan Yatna adalah Rp.640 juta. Proyek
penerimaan untuk kedua usaha adalah sebagai berikut:
Tahun
|
Pabrik Susu
|
1
|
Rp. 50 Juta
|
2
|
Rp. 150 Juta
|
3
|
Rp. 200 Juta
|
4
|
Rp. 250 Juta
|
5
|
Rp. 300 Juta
|
6
|
Rp. 350 Juta
|
Berapakah
nilai IRR-Pabrik Susu tersebut?
Pembahasan:
IRR
= P1 – C1 x
Dimana:
P1 adalah presentasi yang menghasilkan NPV
Positif
P2 adalah presentasi yang menghasilkan NPV
Negatif
C1 adalah NPV Positif
C2 adalah NPV Negatif
Gunakan metode coba-coba. Misalnya nilai P1
adalah 19%. Maka nilai C1 adalah:
Besarnya PV dapat dilihat dan tabel Present Value
Interest Factor (tabel Ill) sebagai berikut:
Tahun
|
Cashflow
|
PVIF (19%)
|
PV
|
1
|
Rp. 50 Juta
|
0,840
|
Rp. 42,02 Juta
|
2
|
Rp. 150 Juta
|
0,706
|
Rp. 105,92 Juta
|
3
|
Rp. 200 Juta
|
0,593
|
Rp. 118,68 Juta
|
4
|
Rp. 250 Juta
|
0,499
|
Rp. 124,67 Juta
|
5
|
Rp. 300 Juta
|
0,419
|
Rp. 125,71 Juta
|
6
|
Rp. 350 Juta
|
0,352
|
Rp. 123,25 Juta
|
Total PV
|
Rp. 640,26 Juta
|
NPV
= PV Proceed — PV Outlays
NPV
= Rp. 640,26 juta — Rp. 640 juta
NPV
= Rp. 260.000
Nilai
P1 dan C1 telah diketahui yaitu :
P1
adalah 19%
C1
adalah Rp.260.000
Sedangkan
untuk mencari nilai C2, kita gunakan P2 misalnya 20%,
sehingga nilai P2 dan C2 adalah:
Tahun
|
Cashflow
|
PVIF (20%)
|
PV
|
1
|
Rp. 50 Juta
|
0,833
|
Rp. 41,67 Juta
|
2
|
Rp. 150 Juta
|
0,694
|
Rp. 104,17 Juta
|
3
|
Rp. 200 Juta
|
0,579
|
Rp. 115,74 Juta
|
4
|
Rp. 250 Juta
|
0,482
|
Rp. 120,56 Juta
|
5
|
Rp. 300 Juta
|
0,402
|
Rp. 120,56 Juta
|
6
|
Rp. 350 Juta
|
0,402
|
Rp. 117,21 Juta
|
Total PV
|
NPV
= PV Proceed – PV Outlays
NPV
= Rp.619,91 juta – Rp.640 juta
NPV
= Rp.20,09 juta
P2 – P1
IRR = P1 - C1
x
C1 – C2
20% - 19%
IRR = 19% -
0,26 x = 19% + 0,01% = 19,01%
- 20,09 - 0,26
Sehingga IRA dan Pabrik Susu Tuan Yatna adalah 19,01%
Tidak ada komentar:
Posting Komentar