Selasa, 28 April 2015

CAPITAL BUDGETING



. . . seorang manajer keuangan selalu dihadapkan pada berbagai pilihan investasi yang paling menguntungkan bagi perusahaan . . .


10.2. ARTI PENTING CAPITAL BUDGETING:

Secara umum, capital budgeting memiliki arti penting berupa:
1.   Jangka waktu tertanamnya aset yang lama membuat perusahaan perlu memikirkan sumber dana lain bagi kebutuhan yang lain.
2.   Investasi dalam aktiva tetap menyangkut dua hal:
a.   BiIa investasi yang terlampau besar akibatnya adalah banyak peralatan yang tidak beroperasi.
b.   Bila investasi yang terlampau kecil sehingga kekurangan peralatan akibatnya adalah perusahaan bekerja dengan harga pokok yang terlalu tinggi sehingga mengurangi daya saing.
3.   Pengeluaran dana untuk keperluan tersebut biasanya meliputi jumlah yang besar yang tidak bisa diperoleh dalam jangka waktu yang pendek atau sekaligus, sehingga perlu adanya ketelitian dalam melakukan perhitungan.
4.   Kesalahan dalam melakukan penghitungan berarti berakibat panjang sehingga kerugian besar pasti terjadi.

10.3. MACAM PENGANGGARAN MODAL

Penggolongan usul Investasi dapat diterapkan dalam:
a. Investasi Penggantian
b. Investasi Penambahan Kapasitas
c. Investasi Penambahan Jenis Produk baru
Termasuk dalam golongan investasi penambahan kapasitas adalah: usul-usul penambahan jumlah mesin dan pembukaan pabrik baru.
Investasi penambahan kapasitas sering juga bersifat sebagai investasi penggantian.
Dengan sendirinya tingkat ketidakpastian pada investasi penambahan kapasitas lebih besar daripada investasi penggantian.
Berdasarkan ukuran yang ditetapkan perusahan dapat dipilih usul-usul proyek mana yang dapat diterima dan mana yang ditolak dan mana yang ditunda.

10.4. ALIRAN KAS (CASHFLOW)
Cara penilaian unsur investasi di dasarkan pada aliran kas cashflow dan bukan berdasarkan laba yang dilaporkan oleh Neraca dan Rugi Laba. Untuk menghasilkan keuntungan tambahan, kita harus memiliki kas untuk ditanam kembali, padahal keuntungan yang dilaporkan oleh neraca belum tentu berbentuk kas setiap usul pengeluaran modal/capital expenditure.

Terdapat dua jenis cash flow yaitu:
1. Aliran kas keluar netto/net outflow of cash yang diperlukan untuk investasi baru.
2. Aliran kas masuk netto yaitu hasil dari investasi tersebut net cash proceeds.
Cash flow adalah konsep penting dalam Capital Budgeting. Pendekatan akuntansi tidak dapat digunakan dalam membuat keputusan untuk melakukan investasi dengan alasan:
1. Menghitung pengaruh pajak
2. Menghitung earning per share dimasa yang akan datang

10.5. PENYUSUTAN (DEPRESIASI)
Depresiasi adalah alat akuntansi yang akan memotong harga sebenarnya dari peralatan untuk jangka waktu tertentu sepanjang umur dari hidup peralatan. Muncul sebagai biaya-biaya dan tidak masuk dalam kas dalam neraca perusahaan. Ketika biaya memotong income sebelum pajak. Depresiasi dapat meningkatkan cash flow
dari perusahaan.
Contoh 1:
:PT. KEMANG JAYA berniat membeli mesin baru untuk mengganti mesin lama yang sudah tidak efisien, harga mesin baru adalah Rp. 60.000,- untuk penggunaan tiga tahun. Harga mesin lama apabila dijual adalah Rp. 15.000,- dengan sisa waktu penggunaan tiga tahun lagi. Penghematan biaya yang terjadi adalah Rp. 27.500,- sebelum pajak, pajak 40%.

Dasar Akuntansi
Dasar Cashflow
Penqhematan biaya
27.500
27.500
Depresiasi


      Mesin Baru
20.000

      Mesin Lama
(5.000)


15.000

Keuntungan Kena Pajak
12.000

Pajak (40% X 12.500)
(5.000)

Keuntungan Setelah Pajak
7.500

Cash Flow Proceed

22.500

Maka nilai dari Net Cashflow PT.KEMANG JAYA dapat dihitung dengan rumus berikut:
Net Cashflow = Keuntungan Setelah Pajak + Depresiasi
Net Cashflow = $.7.500 + $.15.000 = $ 22.500
Kesimpulan: Nilai Net Cashflow PT. KEMANG JAYA adalah $ 22.500

10.6. POLA CASH FLOW
Pola cash flow dan PT. KEMANG JAYA adalah sebagai berikut:

0
1
2
3
Cash Outlay
$.45.000*



Proceed

$. 22.500
$. 22.500
$. 22.500

Apakah investasi tersebut diterima atau ditolak, digunakan metode lain yang akan menerima investasi tersebut.
Capital Budgeting (LANJUTAN)
Ada empat metode penilaian usul-usul investasi yaitu:
1) Payback Period
2) Net Present Value
3) Profitability Index
4) Internal Rate of Return
11.1. PAYBACK PERIOD
Payback period adalah periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi yang menggunakan aliran cash netto/proceed. Waktu yang diperlukan agar dana yang ditanam pada suatu investasi dapat diperoleh kembali seluruhnya.
Rumus yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
      Outlay x 1 tahun
Payback Period =
            Proceed

Dimana:
Outlay                         = Jumlah uang yang dikeluarkan atau investasi
Proceed          = Jumlah uang yang ditenima

Contoh 2 :
PD. Semakin Jaya melakukan investasi sebesar $.45.000, jumlah proceed per tahun adalah $. 22.500,- maka Payback Periodnya adalah:
       45.000 x 1 tahun
Payback Period  =                              = 2 tahun
               22.500

Sehingga nilai Payback Period adalah dua tahun. Artinya dana yang tertanam dalam aktiva sebesar $. 45.000 akan dapat diperoleh kembali dalam jangka waktu dua tahun.

Apabila investor dihadapkan pada dua pilihan investasi, maka pilih payback period
yang paling kecil.

Contoh  3:
PT. Jaya Mandiri melakukan investasi sebesar $ 100.000 pada aktiva tetap, dengan proceed sebagai berikut:
Tahun
Proceed
1
$.50.000.-
2
$.40.000.-
3
$.30.000.-
4
$.20.000.-

Berapakah nilai Payback Period-nya?
Payback Periodnya adalah sebagai berikut:
Tahun
Proceed
Investasi
Sisa
0

(100.000)

1
50.000
(100.000)
2
40.000
(50.000)
3
30.000
(10.000)
4
20.000



Langkah 1:
Letakkan nilai investasi pada baris tahun pertama

Langkah 2:
Kurangkan nilai investasi tersebut dengan nilai cashflow pada tahun tersebut. Misalnya nilai investasi tahun 1 adalah $.100.000 dikurangi dengan nilai cashflow tahun tersebut, yaitu $.50.000. Hasilnya adalah $.50.000 diletakkan di tahun ke-2.

Langkah 3:
Lakukan hal yang sama pada tahun berikutnya hingga nilai “investasi” tersebut tidak bisa dikurangi dengan cashflow tahun tersebut.

Langkah 4:
Jumlah tahun Payback Period-nya adalah senilai yang dapat dikurangi, sedangkan sisanya digunakan untuk menghitung nilai bulannya. Misalnya nilai sisa adalah $10.000 dibagi dengan nilai cashflow pada tahun tersebut, yaitu $30.000, kemudian hasilnya dikalikan dengan 12 bulan. Hasilnya adalah 4 bulan.
                                              10.000
Payback Period = 2 tahun +              x 12 bulan = 2 tahun 4 bulan
 
                                            30.000
Langkah 4:
Buat kesimpulan nilai payback period yang diperoleh.

11.1.1. Kelemahan Metode Payback Period
Metode penilaian investasi memiliki kelemahan yaitu:
1.     Metode ini mengabaikan penerimaan investasi (proceed) sesudah Payback Period, hanya mengukur kecepatan kembalinya dana.
2.     Mengabaikan time Value Of Money.

11.2. NET PRESENT VALUE

Net Present Value adalah selisih Present Value dari keseluruhan Proceed dengan Present Value dari keseluruhan investasi.
·         Bila present value proceed lebih besar atau sama dengan present value
investasi maka usul investasi diterima.
·         Bila present value proceed lebih kecil present value investasi maka usul
investasi ditolak.
Rumus yang dapat digunakan adalah:
NPV =  -  Io

Dimana:
CF = Cashf low = Proceeds = jumlah uang yang diterima
i     = Tingkat Bunga
n    = Periode Waktu
lo    = Nilai lnvestasi awal ( tahun 0)

Contoh 5:
PD. Maju Jaya melakukan investasi sebesar Rp. 45.000,-
Proceed adalah selama tiga tahun adalah Rp. 22.500,-.Tingkat suku bunga 10 maka Net Present Valuenya adalah:
Rp.22.500    Rp.22.500   Rp 22.500
Net Present Value =                    +                  +
(1+10%)1      (1+10%)2    (1+10%)3
20.454,5 + 18.595 + 16.904 = Rp 55.953,58 – Rp 45.000 = Rp. 10.954,-
Usul diterima, karena PD. Maju Jaya memiliki nilai NPV positif, yaitu Rp.10.954. Apabila nilai NPV PD. Maju Jaya negatif maka proyek tersebut akan ditolak.

Contoh  6:
Bila PD. Maju Jaya memiliki nilai proyeksi penerimaan yang jumlahnya tidak sama tiap tahunnya, maka akan tampak pada tabel di bawah ini:

Tahun
Df (10%)
Proceeds
PV dari Proceeds
(1)
(2)
(1) x (2)
1
0,909
Rp.60.000
Rp. 54.540
2
0,826
50.000
41.300
3
0,751
40.000
30.040
4
0,683
30.000
20.490
5
0,621
20.000
12.420
6
0,564
10.000
5.640
PV. Proceeds


164.430
PV.outlays


120.000
NPV


44.430

Nilai NPV yang diperoleh oleh PD. Maju Jaya adalah Rp.44.430.

NPV =  -  |
 
Bila dengan menggunakan rumus (10.2) di atas, maka hasilnya sebagai berikut:

Rp.60.000   Rp.50.000  Rp.40.000            Rp. 10.000
Net Present Value       =                           +                  +                  + ... +
(1+10%)1     (1+10%)2    (1+10%)3             (1+10%)6
=          Rp.44.430,-
Nilai NPV PD. Maju Jaya adalah sebesar Rp.44.430. nilal NPV ini positif, sehingga investasi diterima.

11.3. PROFITABILITY INDEX (PI)
Merupakan metode perhitungan kelayakan investasi yang membagi antara Present Value dari Proceeds dengan Present Value dari Outlays. Bila hasilnya Iebih besar dari 1 maka investasi diterima. Bila hasilnya kurang dari 1, maka investasi ditolak.
Rumus yang digunakan adalah:
 PV Proceeds
Profitability Index  =
  PV Outlays
Dimana :
PV                   = Present Value
Outlay             = Jumlah uang yang dikeluarkan atau investasi
Proceeds         = Jumlah uang yang diterima

Untuk PD. Maju Jaya, nilai profitability indexnya adalah:
Rp. 164.430
Profitability Index    =                          =1,37
Rp. 120.000

PD. Maju Jaya memiliki nilai Profitability Index sebesar 1,37. Nilai tersebut lebih besar dari 1 sehingga investasi dari PD. Maju Jaya dapat diterima.
Syarat investasi Iayak adalah apabila nilai Profitability Index Iebih besar dari satu, sedangkan bila kurang dari satu, maka investasi ditolak.

11.4. INTERNAL RATE OF RETURN (IRR)
Internal Rate of Return adalah tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari proceeds sama dengan nilai sekarang dari outlay.
Rumus yang dapat digunakan dalam IRR adalah:
                           P2 – P1
IRR = P1 – C1 x
                           C2 – C1
Dimana:
P1 = nilai persentasi (i) yang menghasilkan NPV positif
P2 = nilai persentasi (i) yang menghasilkan NPV negatif
C1 = NPV positif
C2 = NPV negative

Contoh 7:
Tuan Yatna Supriyatna memiliki sebidang tanah yang akan dibangun sebuah usaha yaitu Pabrik Susu. Adapun nilai investasi Tuan Yatna adalah Rp.640 juta. Proyek penerimaan untuk kedua usaha adalah sebagai berikut:




Tahun
Pabrik Susu
1
Rp. 50 Juta
2
Rp. 150 Juta
3
Rp. 200 Juta
4
Rp. 250 Juta
5
Rp. 300 Juta
6
Rp. 350 Juta

Berapakah nilai IRR-Pabrik Susu tersebut?

Pembahasan:
IRR = P1 – C1
Dimana:
P1 adalah presentasi yang menghasilkan NPV Positif
P2 adalah presentasi yang menghasilkan NPV Negatif
C1 adalah NPV Positif
C2 adalah NPV Negatif

Gunakan metode coba-coba. Misalnya nilai P1 adalah 19%. Maka nilai C1 adalah:
Besarnya PV dapat dilihat dan tabel Present Value Interest Factor (tabel Ill) sebagai berikut:
Tahun
Cashflow
PVIF (19%)
PV
1
Rp. 50 Juta
0,840
Rp. 42,02 Juta
2
Rp. 150 Juta
0,706
Rp. 105,92 Juta
3
Rp. 200 Juta
0,593
Rp. 118,68 Juta
4
Rp. 250 Juta
0,499
Rp. 124,67 Juta
5
Rp. 300 Juta
0,419
Rp. 125,71 Juta
6
Rp. 350 Juta
0,352
Rp. 123,25 Juta
Total PV
Rp. 640,26 Juta

NPV = PV Proceed — PV Outlays
NPV = Rp. 640,26 juta — Rp. 640 juta
NPV = Rp. 260.000
Nilai P1 dan C1 telah diketahui yaitu :
P1 adalah 19%
C1 adalah Rp.260.000
Sedangkan untuk mencari nilai C2, kita gunakan P2 misalnya 20%, sehingga nilai P2 dan C2 adalah:
Tahun
Cashflow
PVIF (20%)
PV
1
Rp. 50 Juta
0,833
Rp. 41,67 Juta
2
Rp. 150 Juta
0,694
Rp. 104,17 Juta
3
Rp. 200 Juta
0,579
Rp. 115,74 Juta
4
Rp. 250 Juta
0,482
Rp. 120,56 Juta
5
Rp. 300 Juta
0,402
Rp. 120,56 Juta
6
Rp. 350 Juta
0,402
Rp. 117,21 Juta
Total PV
Rp. 619,91 Juta

NPV = PV Proceed – PV Outlays
NPV = Rp.619,91 juta – Rp.640 juta
NPV = Rp.20,09 juta

  P2 – P1
IRR = P1 - C1 x
  C1 – C2

          20% - 19%
IRR = 19% - 0,26 x                         = 19% + 0,01% = 19,01%
 - 20,09 - 0,26

Sehingga IRA dan Pabrik Susu Tuan Yatna adalah 19,01%

Tidak ada komentar:

Posting Komentar